Aku
mengalami tahun-tahun tak berarti di sekolah.Entah kenapa,aku bahkan sama
sekali tidak ingin mengingat semua masa laluku.Biarlah semua ingatanku menjadi
debu yang akan hilang.
Selama 9
tahun aku mencoba untuk diam.Aku tak tahu harus berbuat apa,aku tak tahu harus
berpikir apa.Seakan-akan otakku benar-benar tidak bekerja.Tubuhku sepertinya hanya
digerakkan oleh naluri selama itu.
******
Tahun-tahun yang
paling menyesakkan dalam hidupku adalah saat aku berada di Sekolah Menengah.Walaupun
sekolahku adalah sekolah yang bertaraf Internasional,aku tidak pernah merasakan
ada sesuatu yang berbeda dari kelangsungan hidupku.
Aku hanyalah
pemuda yang kurang pergaulan.Di saat teman-teman sekelasku dengan bangga
memamerkan semua gadget mereka,bersenang-senang
dengan pasangan mereka,dan berusaha menyombongkan diri dengan sikap dingin
mereka,aku hanya terdiam dan berpikir bahwa “apa yang membuat manusia-manusia
manja itu bangga dengan kehidupannya saat ini?”.
‘Bayu si
pengendara sepeda’,mengendarai
sepeda mustang merah yang dengan lambatnya menyusuri rute harian favorit dari
Menteng sampai Diponegoro.Beberapa kali aku diejek oleh teman sekelas yang
mengendarai kendaraan mewah mereka sendiri dengan membawa pasangannya.Terkadang aku merasa malu,terkadang aku merasa
susah dengan kondisi itu,sampai-sampai untuk mensiasati ejekan mereka aku
selalu pulang paling akhir.Ya,aku menunggu mereka pulang agar mereka tidak
mengejekku di perjalanan.
Sebenarnya
aku hanya tidak ingin menyusahkan kedua orang tuaku dengan merengek-rengek dan
memaksa mereka untuk menyediakan semua yang ku inginkan agar terlihat sama
seperti teman-teman yang lain.
Hahaha,jika saja
saat itu aku merengek,pasti aku akan teringat kembali dengan perjuangan orang tuaku
yang berusaha membiayai sekolah mahal itu,bodohnya lagi aku merasa tidak pernah
memberikan konstribusi nyata untuk mereka,untuk orang tuaku….
Oh Bodohnya ‘Bayu
si pengendara sepeda merah’ ini sampai harus perduli dengan anak-anak manja saat itu.
Kenapa aku harus perduli?
******
Dulu aku
pernah menyukai perempuan yang bernama Nanda Deby Lanrea Saputri,dia adalah
perempuan yang menjulurkan lidahnya ketika aku hendak pulang ke rumah dengan kondisi lelah saat
mengendarai sepeda merah yang legendaris itu.Anehnya aku membalas ejekannya
dengan senyuman malu,dan dia pun terseyum setelahnya.Hiiiiiii, senyumannya
manis sekali sampai-sampai aku sering berkhayal untuk hidup berdua dengannya.
Sayangnya
setelah beberapa lama,sepertinya dia tidak pernah menyukaiku.Mungkin dia hanya tersenyum
untuk bisa memuaskan dirinya sendiri.Lagipula perempuan mana yang menyukaiku?
Aku hanya pengendara sepeda merah yang tidak bisa bergaul.
Semenjak itu
aku tidak perduli dengan perempuan manapun.Walaupun memang tidak bisa
dipungkiri ketika lagi-lagi aku menyukai salah satu dari mereka.Menyukai mereka
tapi tidak mencintai mereka.
Cinta yang ku maksudkan
adalah cinta di antara lawan jenis.
Selama ini aku sadar akan suatu hal.Suatu hal itu adalah bahwa aku tidak pernah mencintai perempuan
seperti mereka.
Bahkan mungkin aku tidak
pernah mencintai siapapun sampai sekarang.
Biarlah si pengendara
sepeda merah ini memberikan cintanya hanya untuk perempuan yang spesial baginya,hanya untuk
istrinya kelak......
Si pengendara sepeda merah
itu memang bodoh,maka tertawakanlah dia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar