Tegakkanlah pandanganmu.
Lihatlah sekitarmu.
Apakah kau masih bisa melihat keindahan di sana?
Apakah kau masih bisa melihat keindahan di sana?
Di saat temaram semakin mencekam.
Di dalam pikiranmu
hanya ada kalimat tanya.
Terus mengingkari logika yang membuat hati terluka.
Tidak merasa berjiwa.
Tidak merasa beragama.
Bahkan tubuhmu meronta karena siksa.
Lihat lagi sekitarmu!
Adakah tempat yang pantas untukmu?
Kau tidak pernah ada dalam pandanganmu.
Kau buta.
Kau tidak sempurna.
Seperti halnya seseorang yang berjalan di dalam lorong
gelap yang buntu.
Kau tidak akan pernah tahu apa yang ada di luar.
Semua upadayamu tidak berarti.
Kau hanya menunggu untuk mati.
Dalam lorong yang gelap kau berharap menjadi kunang-kunang.
Dan cahaya kecilmu memberi peluang untuk bisa terbang
dalam terang.
Peluang.
Kata itulah yang ingin kau dapatkan.
Kau bisa terbang dan mencari jalan keluar dengan adanya
peluang.
Dan ketika Tuhan mengabulkan harapanmu.
Serta memberikan jalan keluar bagimu.
Yang kau rasakan hanyalah perasaan senang dan riang.
Dengan angkuhnya kau merasa kuat .
Dengan bodohnya kau merasa hebat.
Kau terlena dengan semua.
Kau lupa ketika dirimu masih berharap menjadi
kunang-kunang.
Kau tahu apa yang akan terjadi selanjutnya?
Ya,memang kau akan melihat cahaya.
Dan Kau tahu kau akan keluar dari lorong yang gelap.
Terus berusaha menuju akhir dari cahaya.
Dan pada akhirnya kau berhasil melihat cahaya.
Kau berhasil melihat dunia luar.
Kau mulai menyukai tempat barumu.
Tapi,apakah kau tahu bagaimana cara hidup di dunia luar?
Dunia luar itu kejam.
Kau akan menangis saat kau tahu kau hanya seekor
kunang-kunang.
Kau tidak berharga.
Kau tidak terlihat bercahaya.
Kau lemah.
Kau akan tersiksa.
Kau akan mati.
Badanmu akan tercabik oleh taringnya binatang buas.
Kau menangis.
Karena kau tahu.
Kau hanyalah kunang-kunang di siang hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar