Senin, 09 Desember 2013

Aku tahu karena aku bodoh.


Aku berbeda.
Dari kecil aku selalu ingin menjadi anak-anak lain.
Aku ingin selalu menari dalam tarian kegembiraan.
Aku ingin bisa tertawa dan bermain tanpa harus memikirkan apa yang harus dipikirkan.
Tapi,kenapa aku hanya diam layaknya patung?
Kenapa hanya bisa diam walau semua orang berhasil terbuai dengan lantunan lagu?
Kenapa?

Apa aku bodoh karena tidak sama dengan mereka?
Aku tidak bisa bermain dan berbicara seperti mereka.
Aku hanya bisa berpikir.
Aku tidak mempunyai teman.
Bahkan tidak mempunyai lawan.

Aku hanya dekat dengan ibuku.
Karena ibuku bukan temanku,ibuku lebih dari itu.
Ibuku adalah hidupku.
Aku tidak mau dekat dengan siapapun kecuali dekat dengan ibuku.
Dan memeluk ibuku dengan erat saat aku tidak tahu bagaimana cara untuk menangis.


Jumat, 29 November 2013

Ketika aku membuka mata.


Sejak kecil aku selalu diajarkan untuk menjadi pribadi yang sama dengan kebanyakan orang.
Baik itu dari norma-norma yang berlaku,penampilan,gaya hidup,dan pola pikirnya kaum mayoritas.
Aku tumbuh di kalangan masyarakat yang mempunyai pemahaman bahwa hidup seseorang tidak akan jauh berbeda dari hidup para pendahulunya.

Aku diajarkan untuk mempelajari sesuatu yang sudah dipelajari oleh para pendahuluku.
Aku dituntun agar tidak bertentangan dengan adat istiadat.
Aku dipaksa untuk memikirkan sesuatu yang biasa dipikirkan oleh kebanyakan orang.

Kamis, 28 November 2013

Dikendalikan bukan mengendalikan.

Akankah aktivitas pagi selalu terlihat seperti ini?
Bangun pagi,dan berkemas untuk pergi pada suatu tempat yang memiliki segudang aktivitas monoton.
Selalu terpaku dengan jadwal yang tidak pasti hasil akhirnya.
Mendengarkan celotehan para manusia yang tidak pantas untuk disebut manusia.
Dipaksa untuk berpikir dengan pemikiran mereka.
Selalu mengikuti arus.

Rabu, 27 November 2013

Senandung maaf untuk Tuhanku.

Wahai Tuhanku,mengapa engkau menciptakan Hamba yang hina ini ke dunia?
Apakah engkau sudi untuk memberi secercah harapan kepada Hamba ini?
Hamba tak sanggup untuk memenuhi panggilanmu dengan amalan yang sempurna.
Karena Hamba hanyalah seorang pendosa.

Oh Tuhanku,ku mohon engkau rela memaafkanku.

Siapakah Tuan yang sebenarnya?

Siapakah Tuan yang sebenarnya?
Siapa saja keluarga sang Tuan?
Apakah Tuan memiliki Tuhan?

Dengan segala kemurahan Tuhan sang Pencipta seluruh alam.
Izinkanlah diriku untuk menjawab pertanyaanmu.